Tulisan berikut ini merupakan Guest Post yang dikirim oleh Herman Yudiono. Jika anda tertarik untuk menulis Guest Post di blog ini, silahkan baca petunjuk Guest Post terlebih dahulu.
Dunia ngeblog Indonesia dimeriahkan kontes-kontes search engine optimization (SEO) dalam satu tahun terakhir ini. Kontes-kontes tersebut menawarkan hadiah yang beragam, mulai dari domain sampai dengan uang puluhan juta rupiah. Tak heran, peminatnya pun melimpah.
Saya sendiri pernah menjadi kontestan saat ngeblog di blog gratisan. Keikutsertaan ini menjadi yang pertama dan terakhir. Mengapa? Dari pengalaman plus pengamatan saya, setidaknya ada 5 kelemahan kontes SEO :
1. Penyelenggara Fiktif
Penyelenggara kontes SEO tidak semuanya bertanggung jawab. Ada juga yang fiktif, yaitu ia menghilang bak ditelan bumi saat kontes SEO berakhir. Penyelanggara seperti ini layak dihujat dan tentunya ia telah “mengubur dirinya sendiri”. Dengan kata lain, ia masuk daftar hitam para blogger karena tidak bisa dipercaya (baik online maupun offline).
2. Kontestan Berperilaku Spam
Tak bisa dipungkiri, para kontestan ingin menang dalam setiap kontes SEO yang diikutinya. Walau terkadang mereka menyebutkan bahwa keikutsertaannya hanyalah menguji kemampuan SEO atau turut memeriahkan. Oleh karenanya, para kontestan berupaya sekuat tenaga agar mereka menang, walaupun dengan cara yang tidak etis yaitu melakukan spam.
Aktivitas ini dilakukan dengan berkomentar menggunakan kata kunci dan alamat postingan yang diikutkan dalam kontes. Jika Anda menggunakan wordpress, komentar seperti ini dikategorikan sebagai komentar spam. Jika pun lolos Akismet, pemiliki blog akan dipusingkan oleh banyaknya komentator yang memakai kata kunci yang sama.
3. Gila Backlink
Para kontestan tentunya tahu bahwa link dari blog atau situs akan dahsyat dampaknya terhadap posisi postingan di mesin pencari. Tak heran banyak dari mereka yang menaruh link dalam badan komentar di blog-blog do follow. Selain itu, ada juga yang meminta dukungan bagi blognya melalui postingan, forum, email, dan sejenisnya. Dari dua aktivitas ini, mereka layak disebut penggila backlink.
4. Blog Sesak oleh Link Internal
Selain backlink, link internal juga memiliki dampak terhadap posisi di mesin pencari. Tak heran, para kontestan banyak menaruh internal link dengan kata kunci yang dikonteskan di postingan, footer, header, dan sidebar. Akibatnya, blog terlihat sesak oleh link internal yang mengganggu kenyamanan pembaca.
5. Tidak Produktif
Kontes SEO umumnya berlangsung bulanan. Dalam masa itu, para kontestan memantau terus posisi postingan mereka di mesin pencari. Selain itu, mereka terus berupaya menggapai dan mempertahankan posisi juara. Akibatnya, aktivitas ngeblog tidak produktif karena energi tersita oleh upaya-upaya tersebut.
Itulah opini saya mengenai kontes SEO. Bagaimana menurut Anda? Apapun opini Anda, saya senang jika Anda menuliskannya pada bagian komentar di bawah ini.
Tentang Penulis
Herman Yudiono adalah blogger paruh waktu yang tinggal di Sorowako Sulawesi Selatan. Saat ini ia aktif ngeblog di Blogodolar, blog yang membahas tips menulis, SEO, dan monetisasi blog. Ia juga merupakan salah satu pendiri Problogkator, yaitu jasa pembuatan blog berbasis wordpress.